Kebaikan Dalam Menyendiri

Menyendiri memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah membuat hati bisa konsentrasi penuh untuk melakukan ketaatan kepada Tuhan, menjaga lidah dari menggunjing, menjaga lisan dari kata-kata yang tidak ada artinya, menjaga lisan dari senda gurau yang berlebihan, menjaga lisan dari ucapan-ucapan yang kotor.

Menyendiri juga dapat menjauhkan diri dari orang yang memiliki hati hasad, dengki, hati yang senang dan puas atas musibah dan kesedihan yang menimpa orang lain, menjauhkan dari orang yang gemar mengorek-ngorek kesalahan dan kekurangan orang lain, menjauhkan diri dari orang yang merasa senang jika orang lain melakukan kekeliruan, menjauhkan diri dari berbagai prasangka tidak baik, menjauhkan diri dari kerugian akibat tersia-siakannya waktu, padahal waktu adalah karunia yang sangat besar.

Menyendiri juga bisa membuat hati tidak tamak terhadap apa yang dimiliki orang lain, menjaga pikiran agar tetap jernih, menjauhkan diri dari hal-hal yang mengganggu dan membuat bingung, menjauhkan diri dari “sengatan” teman, bencana yang diakibatkan oleh kawan, hak-hak teman akrab, tuntutan-tuntutan tetangga, menjaga mata dari memandang perhiasan dunia, dan menganggap baik apa yang dicela oleh Tuhan, yaitu berupa keindahan dan tipu daya dunia, menjauhkan diri dari sikap ingin menyaingi para pecinta dunia, menandingi para pelayan dunia dan pengikutnya, serta terjauhkan dari sikap ingin meniru mereka di dalam ketamakan dan kerakusan mereka.

Menyendiri bisa menjauhkan pikiran dari berbagai keresahan, menjaga hati dari berbagai kesedihan, menyelamatkan pikiran dari hal-hal yang bisa mengganggu dan memperkeruh kejernihannya, serta bisa membuat akal pikiran terkonsentrasi untuk merenungi berbagai ‘ibrah dan pelajaran. Menyendiri bisa membuat seseorang mampu mempersiapkan diri untuk menyambut kematian, bisa mengatur perkara kebutuhan hidup, terjauhkan dari ingar-bingar dan keributan hidup, terjauhkan dari omongan-omongan miring dan berita-berita bohong atau hoax yang bisa menimbulkan ketakutan yang disebarkan oleh para musuh serta menjauhkan diri dari prilaku-prilaku rendah para manusia bodoh.

Menyendiri bisa menyelamatkan diri dari kezaliman penguasa karena terlalu berlebihan dalam berbaur bisa menjadi kesempatan bagi orang yang suka memfitnah dan mengadu domba untuk menyebarkan apa yang kita omongkan serta bisa membuat kita tidak mampu mengendalikan omongan terhadap masyarakat awam, antara omongan mana yang boleh diucapkan kepada mereka dan yang tidak. Sebuah kalimat terkadang bisa menyebabkan diri tertimpa malapetaka dan terperosok ke dalam lubang bencana. Semua ini tidak lain disebabkan sikap terlalu berlebihan duduk dan berbaur dengan orang lain.

Menyendiri bisa menjaga diri dari sikap terus berceloteh tatkala jiwa sedang dalam keadaan lalai, menjaga diri dari ucapan-ucapan yang menarik bagi orang lain, namun mereka salah dalam memahami dan menafsirkan ucapan-ucapan tersebut. Sehingga berakibat fatal dan menyebabkan orang yang mengucapkannya tersebut terkena imbas negatif yang tidak ringan, akibat dari kesalahpahaman dan penafsiran tersebut.

Menyendiri bisa membantu seseorang di dalam memanfaatkan setiap napas untuk bersama ilmu-ilmu yang berharga, menyerbukkan pemahaman-pemahaman dengan bunga-bunga hikmah, dengan buah-buah belajar, dengan pikiran-pikiran yang masih original, dengan hasil-hasil membaca, dengan intan permata penelitian, serta keindahan-keindahan hasil perenungan. Menyendiri bisa membuat seseorang kesempatan untuk duduk bersama para ilmuwan, bersama buku-buku dan gudang-gudang ilmu.

Menyendiri bisa menjauhkan diri dari hal-hal yang menyebabkan hati menjadi keras, berupa terlalu banyak bicara, terlalu berlebihan memandang, terlalu berlebihan berkumpul, bercanda dan tertawa yang melewati batas, bisa menyelamatkan diri dari berkumpul dengan orang-orang bodoh, sikap menjilat kepada orang-orang besar, keinginan menandingi orang-orang kaya dan berbantah dengan orang-orang bodoh.

Menyendiri dapat menjaga diri dan kehormatan diri dari hal-hal yang rendah dan hina. Menyendiri bisa mengangkat nilai seseorang, seperti menghilangnya matahari agar diketahui manfaatnya, seperti tertutupinya rembulan agar nampak faedahnya. Batu mutiara tidak bernilai tinggi kecuali disebabkan batu mutiara itu tersembunyi di dasar laut.

Dengan menyendiri, seseorang bisa membangun biara kewibawaan dan membangun negara kemuliaan di dalam jiwanya. Dengan menyendiri, seseorang bisa mengekang watak dari sikap “mencuri” adat kebiasaan, karena watak adalah “pencuri” dan nafsu sangat gemar meniru-niru. Barangsiapa yang selalu duduk bersama orang-orang yang gemar menyia-nyiakan waktu, maka ia akan memiliki keinginan untuk “mencuri” dari mereka hal-hal yang hina. Seperti, cita-cita yang lemah, tidak memiliki tekad luhur, tidak memiliki semangat untuk berkarya, terlalu banyak berkhayal dan berangan, sibuk dengan hal-hal yang remeh, gemar memperhatikan hal-hal yang tidak penting dengan mengorbankan hal-hal yang justru sangat penting, terjauhkan dari amal-amal saleh, suka menganggur, malas beribadah, tidak suka terhadap ilmu, menyia-nyiakan waktu untuk membahas isu-isu yang beredar, dan akhirnya terjerumus ke dalam keinginan mengikuti dan meniru keinginan serta perilaku mereka.