Diantara kehidupan hewan yang bisa dijadikan pelajaran bagi
kehidupan manusia menuju kesuksesan adalah hewan yang bernama semut. Semut,
akan selalu berusaha terus menerus sampai ia berhasil menggapai tujuan yang
diinginkan. Ia merangkak di sebuah pohon, lalu jatuh kemudian bangun lagi dan
berusaha untuk merangkak lagi ke atas pohon, lalu terjatuh lagi, begitu terjadi
berulang-ulang, namun ia tetap terus berusaha hingga ia berhasil naik ke atas
pohon yang diinginkan dan mendapatkan apa yang dicari tanpa merasa lelah dan
bosan.
Jika jalan yang akan dilalui terhalang, maka ia akan
berusaha lewat dari arah kanan dan kiri, namun jika ia tetap kesulitan untuk berjalan
maju, maka ia akan berhenti sebentar, kemudian kembali lagi dengan sebuah
tenaga yang jauh lebih kuat dibanding sebelumnya. Mungkin ia akan menjauhi
jalan pertama yang sulit karena ada beberapa rintangan, namun ia akan tetap berjalan
dengan mencari jalan lain menuju arah yang sama, sehingga ia sampai di tujuan.
Semut memiliki kekuatan yang luar biasa di dalam
merealisasikan tekadnya untuk meraih apa yang diinginkan, ia tidak pernah
memiliki rasa bosan dan berputus asa. Sehingga semut adalah hewan yang patut
dijadikan contoh panutan di dalam hal ambisi dan tekad. Di dalam kehidupan
semut terdapat pelajaran dan teladan bagi orang-orang yang berakal, yaitu
keuletan, kesabaran, tekad kuat, sikap pantang menyerah, dan berusaha tanpa
mengenal kata lelah. Semut juga terkenal memiliki kecerdikan luar
biasa di dalam usahanya mendapatkan apa yang ia inginkan.
Jika jalannya terhalangi oleh genangan air yang tidak bisa
ia lewati, maka ia bersama kawan-kawannya saling bergandengan membuat semacam
jembatan. Jika semut-semut lainnya sudah menyeberang, maka semut-semut yang
membentuk semacam jembatan tersebut merapat ke tepi.
Bahkan, seandainya diletakkan sebuah batu di tengah-tengah
jalan yang digunakan untuk lewat oleh kawanan semut, maka mereka akan berhenti,
namun tidak berbalik arah ke belakang lagi. Akan tetapi mereka akan tetap
menunggu atau berusaha menaiki batu yang diletakkan tersebut atau berusaha
lewat melalui celah-celah yang ada di kanan kiri batu atau mencari jalan
alternatif lain yang mengarah ke tujuan yang sama, mereka tidak mengenal kata
mundur dan kembali.
Mereka, hanya dibekali insting (naluri)
untuk keberlanjutan hidup mereka. Konon lagi dengan kita yang diciptakan dalam
bentuk yang paling sempurna.
Comments
Post a Comment